Pertumbuhan ekonomi negeri Paman Sam pada kuartal I-2022 mengalami kontraksi alias minus 1,6 persen. Capaian itu berbanding terbalik dari kuartal sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,9 persen.
Hal tersebut disebabkan adanya defisit perdagangan di tengah gangguan rantai pasokan yang didorong oleh agresi Rusia ke Ukraina.
Bureau of Economic Analysis (BEA), memperkirakan PDB AS pada kuartal II-2022 yang akan dirilis pada 28 Juli mendatang, dapat menunjukkan gambaran berbeda karena lonjakan harga mulai membebani konsumen AS.
"Ekonomi AS perlahan melemah karena konsumen mulai mengurangi pembelian," ujar Kepala Ekonom FWDBONDS, Christopher Rupkey.
Bank sentral AS/Federal Reserve terus berupaya menahan gejolak inflasi dengan menaikkan suku bunga secara agresif. Analis menilai strategi Fed dapat semakin menenggelamkan ekonomi AS dalam jurang perlambatan ekonomi.