Indo Premier menilai prospek met-coal pada 2026 tetap konstruktif, dengan potensi tekanan yang terbatas karena pasokan China yang ketat. Perusahaan riset ini memperkirakan harga met-coal 2026 berada di kisaran USD200 per ton, naik dari proyeksi awal USD190 per ton.
Untuk aluminium, Indo Premier menyoroti kebijakan pembatasan produksi di China yang tetap menjadi katalis utama penguatan harga.
Produksi aluminium negeri itu saat ini mendekati batas maksimal 45 juta ton yang ditetapkan National Development & Reform Commission (NDRC) China. Selain itu, musim dingin diperkirakan menahan output pada kuartal IV-2025 dan awal 2026, sehingga memperketat pasokan global.
Meredanya ketegangan dagang setelah penangguhan aturan U.S. Section 301 juga dinilai dapat mendorong permintaan industri. Indo Premier memperkirakan terjadi defisit pasokan sekitar 300 ribu ton pada 2026, memperkuat pandangan bullish terhadap aluminium.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Indo Premier menaikkan proyeksi laba bersih ADMR masing-masing sebesar 10 persen untuk 2026 dan 20 persen untuk 2027.