sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Soal Investor Baru, Bos Garuda (GIAA): Kecil Kemungkinan Aksi Korporasi Tahun Ini

Market news editor Febrina Ratna
14/04/2023 16:45 WIB
Bos Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan sempat bertemu dengan dua maskapai asing. Namun, belum mendapat jawaban pasti terkait investasi saham GIAA.
Soal Investor Baru, Bos Garuda (GIAA): Kecil Kemungkinan Aksi Korporasi Tahun Ini. (Foto: MNC Media)
Soal Investor Baru, Bos Garuda (GIAA): Kecil Kemungkinan Aksi Korporasi Tahun Ini. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) secara bertahap menyelesaikan permasalahan keuangannya. Salah satunya melalui restrukturisasi utang. 

Hasilnya, maskapai penerbangan pelat merah itu berhasil membukukan laba bersih pada 2022. Meski upaya sudah membuahkan hasil, Garuda disebut-sebut bakal menggaet investor baru untuk menambah modal melalui right issue.

Terkait hal tersebut, Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, menjelaskan pihaknya bersama Kementerian BUMN memang sempat bertemu dengan dua maskapai asing.

Pertemuan tersebut untuk membicarakan kemungkinan investasi melalui kepemilikan saham Garuda. “Nah di dalam proses itu memang saya menemani pak Menteri untuk bertemu dengan dua maskapai asing. Namun, sangat awal mendiskusikan interest bergabung dan memiliki sebagian share-nya Garuda,” ungkap Irfan kepada IDXChannel saat ditemui di gedung iNews, Kamis, (13/04/2023).

Sejauh ini, pihak maskapai asing tersebut belum memberikan jawaban pasti terkait rencana untuk berinvestasi di Garuda. “Dari jawabannya, kita belum tahu juga tertarik atau enggak, tapi waktu itu kan detailnya belum ada. Jadi ya ini hanya sebagai introduce,” tambah Irfan.

Lebih lanjut, dia mengatakan dengan kondisi harga saham Garuda yang tengah berada pada posisi di bawah harga saham right issue, kecil kemungkinan akan terjadi aksi korporasi pada tahun ini.

Meski begitu, keputusan terkait aksi korporasi itu tetap diserahkan kepada pemegang saham yaitu Menteri BUMN. “Kalau melihat kondisi kami di Garuda saat ini, kondisi harga sahamnya yang di bawah harga saham right issue, kecil sekali menurut saya terjadi aksi korporasi right issue sampai tahun ini. Tapi kembali lagi itu kan bukan domain menegement ya itu domain pemegang saham,” ujarnya.

Selain itu, untuk melaksanakan aksi korporasi tersebut, pihaknya juga masih harus membahasnya dengan pemegang saham dan perlu mendiskusikannya dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). “Ada statement kalau mau right issue lagi datang kepada kami”, tambahnya. 

Sejauh ini, Garuda telah melaksanakan right issue, obligasi wajib konversi, dan private placement. Total dana yang dihimpun mencapai Rp17,6 triliun.

Dari aksi korporasi itu, pemerintah menyuntikan Penambahan Modal Negara (PMN) sebesar Rp7,5 triliun. Dengan proses restrukturisasi tersebut, Garuda berhasil memperbaiki kinerja keuangan.

Berdasarkan laporan keuangan, Garuda berhasil membalikkan rugi menjadi laba bersih sebesar USD3,73 miliar atau sekitar Rp55 miliar pada 2022.

Sementara itu, pada 2021, perseroan membukukan rugi bersih sebesar USD4,15 miliar atau setara Rp61 triliun (kurs Rp14.712).

Lonjakan laba bersih yang cukup besar itu mayoritas berasal dari restrukturisasi. Berdasarkan laporan keuangan, keuntungan dari restrukturisasi pembayaran mencapai USD1,38 miliar dan pendapatan dari restrukturisasi utang mencapai USD2,85 miliar.

Adapun, pendapatan usaha GIAA sepanjang 2022 mencapai USD2,1 miliar atau sekitar Rp30 trilun. Nilai tersebut  naik 57,18% dari tahun sebelumnya sebesar USD1,33 miliar atau setara Rp19,56 triliun.

Mayoritas pendapatan berasal dari penerbangan berjadwal sebesar USD1,68 miliar. Ditambah dari penerbangan tidak berjadwal sebesar USD174,81 juta dan lainnya sebesar USD235,29 juta.

Penulis: Febrina Ratna & Anabela C. Zahwa

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement