Eskalasi di Timur Tengah juga dapat menyebabkan sentimen memburuk di antara konsumen, investor, dan bisnis di AS.
"Sentimen, khususnya di antara investor, telah membaik dalam beberapa minggu terakhir dan telah menjadi penggerak utama reli saham terbaru," kata RBC.
"Namun, optimisme itu dapat surut akibat konflik Israel-Iran," katanya.
Selain itu, harga minyak dapat naik lebih jauh jika konflik tersebut menyebabkan gangguan pasokan di Timur Tengah. Hal itu dapat memicu inflasi dan membatasi pemotongan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pada 2025.
RBC memperkirakan inflasi Pengeluaran Konsumsi Pribadi, ukuran inflasi yang dipantau The Fed, dapat naik sebanyak empat persen akibat konflik Israel-Iran. Inflasi pada level tersebut dapat membatasi The Fed untuk hanya melakukan dua kali pemotongan suku bunga pada paruh kedua tahun ini.