sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sri Mulyani: Stabilitas Sistem Keuangan RI Tetap Terjaga di Kuartal IV-2024

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
24/01/2025 16:52 WIB
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyebut, stabilitas sistem keuangan (SSK) Indonesia tetap terjaga di kuartal IV-2024.
Sri Mulyani: Stabilitas Sistem Keuangan RI Tetap Terjaga di Kuartal IV-2024 (foto dinar)
Sri Mulyani: Stabilitas Sistem Keuangan RI Tetap Terjaga di Kuartal IV-2024 (foto dinar)

IDXChannel - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyebut, stabilitas sistem keuangan (SSK) Indonesia tetap terjaga di kuartal IV-2024.

Menteri Keuangan sekaligus Ketua KSSK, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, sistem keuangan masih bertahan di tengah divergensi pertumbuhan ekonomi dunia.

“Karena beberapa negara maju ekonominya kuat, seperti Amerika Serikat (AS). Sementara Eropa dan China masih struggle me-recover pertumbuhan,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK I Tahun 2025 di Jakarta, Jumat (24/1/2025)

Divergensi pertumbuhan ekonomi merupakan kondisi saat pertumbuhan ekonomi antar-negara semakin melebar. Kesenjangan ini dinilai berlangsung seiring ketegangan geopolitik.

Sri Mulyani menuturkan, divergensi ini menimbulkan kompleksitas dan ketidakpastian di pasar keuangan yang semakin meningkat.

KSSK memastikan terus memperkuat kewaspadaan, sekaligus meningkatkan koordinasi antar lembaga.

“Agar kita mampu memitigasi dampak rambatan faktor-faktor risiko yang berasal dari eksternal dan global, terhadap perekonomian global dan dalam negeri,” tutur Sri Mulyani.

Sri Mulyani melaporkan, ekonomi AS masih tumbuh kuat dan bahkan lebih kuat. Sementara ekonomi Eropa masih mengalami pelemahan. Adapun pertumbuhan ekonomi China terakselerasi menjadi 5,4 persen year-on-year (yoy).

“Ini perkembangan positif, didorong stimulus ekonomi dari pemerintah China,” katanya.

Arah kebijakan pemerintahan baru AS di bawah Donald Trump, dan Federal Reserve, lanjutnya, juga menjadi faktor yang memberikan pengaruh paling besar pada kondisi ketidakpastian pasar keuangan global.

Dampak kebijakan tarif yang dilakukan AS, diperkirakan memberikan pengaruh terhadap proses disinflasi.

“Dengan demikian, inflasi AS masih dalam level yang kuat,” ujar Sri Mulyani.

(Fiki Ariyanti)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement