Selain itu, perusahaan juga mulai mengalihkan sebagian konsumsi energi ke listrik dari PLTU untuk menekan biaya bahan bakar dan mengurangi emisi.
Sementara itu, kewajiban pemakaian bahan bakar bahan bakar biodiesel B40 disebut dapat menekan beban operasional. “Tentunya, implementasi B40 ini (beban) akan membengkak,” tutur dia.
Untuk mendukung distribusi batu bara, ARII mengandalkan infrastruktur hauling melalui PT Musi Mitra Jaya (MMJ) yang memiliki kapasitas terpasang 12,5 juta ton.
Sementara itu, fasilitas pelabuhan milik PT Sriwijaya Bara Logistic (SBL) disebut juga mampu menangani hingga 15 juta ton pengapalan batu bara per tahun.
Sepanjang 2024, penjualan batu bara ARII didominasi pasar domestik sebesar 83 persen, sementara ekspor berkontribusi 17 persen. Hingga akhir kuartal I-2025, ARII mencatatkan laba bersih senilai USD11,3 juta.
(DESI ANGRIANI)