Novel menambahkan, strategi ini menjadi fondasi penting bagi keberlangsungan bisnis dan daya saing PTPP di masa depan. “Seluruh langkah strategis ini kami jalankan tidak lain untuk mempertahankan konsistensi PTPP sebagai pelopor jasa konstruksi dengan trademark kualitas terbaik, demi menghadirkan nilai tambah bagi para pemegang saham dan stakeholder, sekaligus memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan lingkungan sekitar,” tutur dia.
Adapun kontrak baru tersebut didominasi oleh proyek bersumber dana dari BUMN sebesar 51,2 persen, diikuti swasta 31 persen, dan pemerintah 17,8 persen.
Dari sisi segmen proyek, kontribusi terbesar datang dari sektor pertambangan (19,5 persen), disusul gedung (17,81 persen), power plant (17,56 persen), jalan dan jembatan (15,81 persen), pelabuhan (15,26 persen), migas (5,39 persen), irigasi (4,63 persen), bendungan (1,78 persen), bandara (1,40 persen), serta industri (0,85 persen).
Beberapa proyek bernilai jumbo yang berhasil dikantongi antara lain PLTGU Batam-1 120 MW senilai Rp2,68 triliun, Proyek New Priok East Access Phase II Rp2,33 triliun, Proyek ITACHA 2 Haul Road Rp1,93 triliun, dan Proyek Kataraja Toll Road Phase 2 Rp1,35 triliun.
(DESI ANGRIANI)