IDXChannel - Langkah Tencent Holdings Ltd untuk mendongkrak harga saham dengan menggelar aksi pembelian kembali (buyback) sahamnya dari publik rupanya tak berjalan sesuai harapan.
Padahal, perusahaan teknologi multinasional asal China tersebut telah menghabiskan sedikitnya USD1 miliar untuk pembelian saham perusahaan dalam sebulan terakhir. Dengan begitu, total dana yang telah digelontorkan untuk aksi buyback saham di sepanjang tahun ini telah mencapai USD2,3 miliar, atau sekitar Rp34,523 triliun.
Sebagaimana dilansir Bloomberg, harga saham Tencent telah melemah signifikan, hingga mendekati level terendah sejak 2018 lalu. Karenanya, dengan aksi buyback saham, pihak Tencent berharap dapat mengerek posisi harga sahamnya ke level yang lebih baik.
Aksi ini cukup terbantu dengan kebijakan pemegang saham dominan perusahaan, Prosus NV, yang sejak Juni 2022 lalu telah menyatakan bakal melepas kepemilikan sahamnya secara bertahap. Sayang, keseluruhan aksi korporasi ini terbukti tak mampu mendongkrak harga saham perusahaan di pasar saham.
Seperti halnya posisi harga rata-rata harian saham Tencent di bulan ini, yang justru masih terhitung turun lebih dari 60 persen dari posisi tertingginya di Januari 2021 lalu, atau minus hingga USD580 miliar, sekaligus menjadi nilai kerugian saham terbesar di dunia dalam periode tersebut.