Di sisi lain terjadi peningkatan biaya penjualan dari semula Rp300 miliar menjadi Rp420 miliar. Ongkos pos umum dan administrasi juga naik menjadi Rp1,03 triliun.
Meski demikian, setelah dipotong beban keuangan, perseroan masih mencatatkan performa positif untuk laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp1,3 triliun.
Balance sheet SMRA akhir 2023 menunjukkan kenaikan aset 9,6% menjadi Rp31,16 triliun. Ini sejalan dengan penambahan jumlah utang atau liabilitas sebesar 13,07% menjadi Rp18,86 triliun.
Di sisi lain, modal bersih atau ekuitas tumbuh 4,7% menjadi Rp12,3 triliun. Hingga akhir 2023, perseroan menggenggam kas senilai Rp3,29 triliun, naik sekitar Rp150an miliar dari awal tahun akibat pertumbuhan pemasukan operasional hingga pendanaan.
(DES)