Dia bilang, seiring dengan pertumbuhan laba bersih, SUNI bisa meningkatkan ekuitas sebesar 54,5% YoY menjadi Rp588,3 miliar dan menjaga rasio-rasio keuangan berdasarkan ketentuan kredit.
"Salah satunya, perseroan menjaga rasio utang terhadap modal atau Debt to Equity Ratio (DER) pada level 0,3 kali atau jauh berada di bawah ketentuan kredit yaitu maksimal 2,5 kali," terangnya.
Total liabilitas juga meningkat sebesar 32,9% YoY disebabkan oleh peningkatan utang finansial menjadi Rp73,4 miliar dibandingkan utang sebelumnya sebesar Rp6,2 miliar untuk kredit investasi dan modal kerja perseroan.
Peningkatan utang finansial ini masih dalam komposisi yang wajar karena SUNI masih menjaga current ratio pada level 3,9 kali dan memiliki kas yang jauh lebih besar dari pada utang finansial.
"Dengan kondisi neraca yang sangat kuat ini, SUNI masih memiliki kemampuan untuk melunasi kewajibannya dan mendanai investasi ke depan. Seiring dengan peningkatan liabilitas yang sebagian besar digunakan untuk ekspansi, aset perseroan juga meningkat sebesar 48,4% YoY terutama untuk aset bangunan, mesin serta persediaan Perseroan," tutur Willy.
Lebih lanjut Willy menerangkan, SUNI mampu menjaga arus kas tetap positif sebesar Rp84,5 miliar, atau meningkat sebesar 166,4% YoY pada kuartal IV-2023. Arus kas dari aktivitas pendanaan meningkat signifikan sebesar 57,9 kali lipat hingga akhir 2023 menjadi Rp174,1 miliar, sebagian besar berasal dari IPO yang dilakukan Perseroan.