Pendapatan Surge hingga kuartal III-2025 mencapai Rp1,01 triliun, tumbuh 101 persen secara tahunan dan 78 persen secara kuartalan. Capaian ini mencerminkan pertumbuhan pesat bisnis Surge, khususnya dalam layanan Fiber-to-the-Home (FTTH).
Sejalan dengan hal tersebut, EBITDA juga tumbuh 96 persen menjadi Rp697 miliar. Sementara laba bersih tercatat Rp261 miliar, tumbuh 70 persen secara tahunan dan turun 78 persen secara kuartalan.
Penurunan laba ini disebabkan masuknya NTT e-Asia Pte Ltd sebagai pemegang saham minoritas baru. Anak usaha NTT East Japan itu mengakuisisi 49 persen saham PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE), anak perusahaan Surge. Hal ini membuat Rp70 miliar laba bersih dialokasikan untuk kepentingan non-pengendali.
Selain itu, penurunan juga terjadi akibat kenaikan biaya keuangan, seiring meningkatnya pinjaman berbunga dan obligasi perseroan dari Rp1,8 triliun pada kuartal II-2025 menjadi Rp3,1 triliun pada kuartal III-2025.
Sementara itu, arus kas operasi juga tercatat turun 70 persen secara tahunan menjadi Rp116 miliar. Hal ini disebabkan oleh lonjakan pembayaran bunga seiring naiknya pendanaan untuk mendukung ekspansi.