IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup menguat 46 poin atau 0,28 persen ke level Rp16.485 per dolar AS (USD). Hal ini sejalan dengan sentimen global dan domestik.
Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan rupiah salah satunya dari pasar agak lega dengan pengumuman The Fed tidak ada tindakan drastis dalam menghadapi perang dagang yang sedang terjadi dan gangguan ekonomi global.
“Ketakutan akan hal ini menempatkan Wall Street pada posisi terendah enam bulan minggu lalu. Namun, bank sentral memangkas perkiraan pertumbuhan tahunannya dan mengatakan pihaknya memperkirakan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Ibrahim dalam risetnya, Kamis (20/3/2025).
Risiko global meningkat setelah Israel melancarkan operasi darat baru pada Rabu di Gaza setelah melanggar gencatan senjata yang telah berlangsung hampir dua bulan.
Lebih lanjut, fokus utama adalah pada lebih banyak langkah fiskal dari Beijing untuk mendukung belanja swasta dan mendorong pertumbuhan ekonomi, setelah sinyal menggembirakan dari para pembuat kebijakan selama seminggu terakhir.
Di sisi moneter, Bank Rakyat China mempertahankan suku bunga acuan pinjaman utamanya tidak berubah, seperti yang diharapkan secara luas, pada hari Kamis.
Dari sentimen domestik, pemerintah mengumumkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Februari 2025. APBN tercatat mengalami defisit Rp31,3 triliun atau 0,13 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Sedangkan, realisasi belanja negara hingga akhir Februari sebesar Rp348,1 triliun. Sementara itu, pendapatan negara hingga akhir Februari mencapai Rp316,9 triliun. Penerimaan perpajakan mencapai Rp240,4 triliun terdiri dari pajak Rp187,8 triliun dan penerimaan bea dan cukai Rp52,6 triliun. Sementara penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp76,4 triliun.
Menurut Ibrahim, penerimaan pajak menjadi sorotan, khususnya setelah munculnya permasalahan imbas implementasi sistem Coretax. Hingga akhir Februari 2025, penerimaan pajak mencapai Rp187,8 triliun atau 8,6 persen dari target.
"Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan selanjutnya diprediksi bergerak fluktuatif dan ditutup melemah di rentang Rp16.470-Rp16.570 per dolar AS," kata dia.
(Dhera Arizona)