Kondisi ekonomi yang masih mengalami volatilitas, dengan tekanan inflasi dan ancaman resesi nampak memberi konsekuensi pada kebijakan yang lebih ketat.
Berdampak pula pada aset seperti minyak yang masih bergerak statis, yakni tetap di bawah USD90 pada level terakhir, sebelum invasi Rusia ke Ukraina.
Meski begitu, Presiden Federal Reserve Bank Cleveland, Loretta Mester menegaskan tekad Bank Sentral AS untuk memdamkan tekanan harga seperti yang dikutip melalui Bloomberg, Jumat (5/8/2022) . Kenaikan suku bungan masih terus dilakukan demi menekan inflasi.
"Agak terlalu dini untuk mengatakan bahwa risikonya tidak masuk akal," kata Carol Schleif, wakil kepala investasi di BMO Family Office, melalui Bloomberg edisi Jumat (5/8/2022).
"Perlambatan signifikan" mulai terjadi di beberapa bagian ekonomi AS, tambahnya.