"Tantangan ekonomi global di tahun 2023 cukup tinggi, seperti tingginya inflasi, harga komoditas, perang Rusia-Ukraina, meningkatnya ketegangan geopolitik, hingga pasar ekonomi yang tidak menentu," tutur Roymond.
Karena itu, dalam paparannya Roymond menyampaikan pentingnya manajemen risiko keuangan, yaitu lindung nilai terhadap suku bunga, nilai tukar mata uang asing khususnya dolar AS terhadap Rupiah, dan juga harga baja.
Namun di tengah berbagai guncangan tersebut, Roymond menjelaskan, harus diyakini bahwa potensi fundamental untuk pertumbuhan permintaan baja, memang masih menarik investasi di kawasan ini.
"Tentu untuk memenuhi permintaan tersebut, isu dekarbonisasi berpengaruh terhadap lanskap investasi hijau. Kaerna itu, strategi dekarbonisasi perusahaan sangat penting untuk mendapatkan skema pembiayaan hijau yang tepat," tegas Roymond. (TSA)