Dirinya tidak menampik, risiko secara produksi tentu saja ada. Misalnya, ketersediaan alat, kadar nikel dalam bijih, dan risiko lainnya.
Akan tetapi manajemen sudah menyiapkan rencana mitigasi berdasarkan analisis terhadap data-data operasional yang dimiliki.
“Kami yakin bisa memitigasi risiko yang ada,” katanya.
Diketahui, INCO menganggarkan alokasi belanja modal atau capex 2023 dikisaran USD110 juta. Alokasi ini sedikit lebih kecil dibanding capex yang dianggarkan untuk 2022.
Irmanto menyebut, menurunnya alokasi capex untuk 2023 disebabkan karena pada tahun lalu, terdapat pengerjaan pembangunan ulang (rebuild) Tanur 4.
(FAY)