Laras menilai ERAA berada dalam posisi strategis untuk memanfaatkan tren konsumsi terhadap perangkat berteknologi tinggi tersebut.
Sebelumnya manajemen ERAA berencana membuka 300–400 gerai baru serta menambah enam hingga sepuluh merek baru di bawah portofolio Erajaya Active Lifestyle. Kendati kinerja pada kuartal I-2025 mencatat pelemahan dengan penurunan laba bersih sebesar 20 persen secara tahunan menjadi Rp203 miliar, Bahana menyebut hal ini sebagai “guncangan sementara” akibat tertundanya peluncuran iPhone 16.
“Penjualan ponsel turun 9,1 persen secara tahunan, dengan margin operasional anjlok ke posisi terendah dalam 1,5 tahun terakhir di angka 2 persen,” kata Laras.
Pada 2024, pendapatan perseroan mencapai Rp65,3 triliun atau tumbuh 8,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laba bersih tercatat naik 25 persen menjadi Rp1,03 triliun.
Hingga Jumat (9/5/2025), saham ERAA naik 11,00 persen ke Rp535 per saham.
*Disclaimer: keputusan pembelian dan penjualan saham sepenuhnya berada di tangan investor.
(Ahmad Islamy Jamil)