Analis juga mengingatkan adanya risiko terhadap prospek INCO, di antaranya volatilitas harga nikel, potensi keterlambatan proyek HPAL, dan ketidakpastian regulasi pemerintah.
"Dengan target harga baru, kenaikan (upside) hanya sekitar 7,6 persen dari harga pasar saat ini," ujar Thomas.
Hingga Jumat (2/5/2025), saham INCO koreksi 0,40 persen ke Rp2.480 per saham.
(Dhera Arizona)