"Kami telah mengantisipasi banyak hal agar proses akuisisi tidak akan memakan waktu lama dan akan diselaraskan dengan timeline RTO," ujarnya.
Sementara untuk rights issue tahap kedua, kata Gufron, perseroan menargetkan dana sebanyak-banyaknya USD200 juta atau Rp3,2 triliun. Rights issue tahap pertama akan tergantung pada kesuksesan tahap pertama.
Dana rights issue jumbo ini akan digunakan untuk mengakuisisi Poh Resources. Saat ini, perusahaan itu berstatus Special Purpose Vehicle (SPV) sehingga tak memiliki aset apapun dan akan disuntikkan aset-aset tambang baru milik Poh Kay Ping yang ada di Mongolia dan Kamboja.
Di samping itu, perseroan juga dalam proses akuisisi dua tambang batu bara yang ada di Indonesia. Tambang batu bara itu masing-masing berlokasi di Kalimantan Tengah dan Sumatera.
(Rahmat Fiansyah)