IDXChannel – Menyebarnya wabah virus korona di Filipina membuat Presiden Rodrigo Duterte melakukan isolasi penuh (lockdown) di Manila selama sebulan penuh.
Hal tersebut membuat Filipina menutup perdagangan bursa saham mereka hingga waktu yang belum ditentukan dan berlaku juga untuk pasar saham, obligasi dan juga mata uang.
Terpantau, kinerja bursa saham Filipina menjadi salah satu yang terburuk di Asia setelah anjlok lebih dari 30% sejak awal tahun akibat wabah virus korona. Sebuah ETF asal AS yang berinvestasi di bursa Filipina turun hingga 19,55% setelah pengumuman penutupan bursa.
Sejauh ini sudah 140 orang yang terinfeksi virus korona dan menewaskan sejumlah orang di Filipina. Penerapan ini dilakukan oleh otoritas bursa Filipina pada hari ini, Selasa (17/3/2020) yang dinilai bisa memicu aksi serupa di negara-negara lain meskipun New York Stock Exchange (NYSE) telah memastikan bursa AS tetap dibuka.
“Pembatasan ini tidak disukai investor karena pergerakan modal mereka tertahan. Apa yang terjadi di pasar saat bursa kembali dibuka ditentukan oleh kondisi global. Yang jelas, kita akan melihat aksi jual besar-besaran jika perlambatan ekonomi berlanjut atau rebound tajam jika ada pemulihan global,” ungkap Manny Cruz, Strategist di Papa Securities seperti dikutip iNews, Selasa (17/3/2020). (*)