sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ternyata Ini Alasan Sektor Pariwisata Bakal Jadi Saham Tercuan Tahun Depan

Market news editor Shifa Nurhaliza
03/11/2021 16:27 WIB
Saham tercuan tahun depan diyakini terdorong oleh beberapa sektor yang perlahan recovery seletah terhantam oleh kondisi ekonomi di tahun 2021.
Ternyata Ini Alasan Sektor Pariwisata Bakal Jadi Saham Tercuan Tahun Depan. (Foto: Saham Tercuan Tahun Depan)
Ternyata Ini Alasan Sektor Pariwisata Bakal Jadi Saham Tercuan Tahun Depan. (Foto: Saham Tercuan Tahun Depan)

IDXChannel Saham tercuan tahun depan diyakini terdorong oleh beberapa sektor yang perlahan recovery seletah terhantam oleh kondisi ekonomi di tahun 2021. Pasalnya, hingaa saat ini tren pasar modal Indonesia dinilai masih akan berlanjut hingga tahun 2022. 

Pergerakan Indeks Saham Gaungan (IHSG) tahun depan ini, dinilai akan didorong oleh peningkatan korporasi atau UMKM sebagai sumber pembiayaan usaha di Indonesia. Pada tahun 2022, Pasar Modal Indonesia diketahui akan kedatangan emiten-eiten baru yang berasal dari perusahaan rintisan dengan status unicorn dan bergerak di bidang teknologi. 

Mendengar isu tersebut, masyarakat dan juga para investor terlihat sangat antusias terhadap perusahaan teknologi. Kemudian, entitas hasil konsolidasi antara Gojek dan Tokopedia atau Go To ini juga diketahui memiliki rencana untuk melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia.

Diketahui, bahwa arus dana asing yang masuk ke pasar saham Indonesia hingga saat ini masih cukup deras. Berdasarkan data RTI Business beberapa minggu lalu, net buy asing di pasar reguler tercatat mencapai Rp21,61 triliun. Tentunya, jumlah tersebut setara 62,5% jika dibandingkan dengan net buy asing di pasar reguler secara year to date yang hanya sebesar Rp34,55 triliun.

Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia Ike Widiawati melihat bahwa sejak awal tahun 2021, para pelaku pasar asing melakukan net buy terbesar pada saham-saham yang diantara masuk kedalam kategori indeks LQ45, diantaranya BBRI, TLKM, BBCA, UNTR, BBNI, KLBF, dan juga beberapa saham blue chip dari sektor perbankan, telekomunikasi, dan saham BUMN di sektor konstruksi.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement