IDXChannel - Sejumlah tekanan global diperkirakan masih akan menghantui pasar keuangan di dalam negeri, tak terkecuali pasar surat utang atau obligasi.
Hal ini dipicu kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) yang terus menaikkan suku bunga acuannya hingga 5,25-5,5% di September lalu untuk menjaga laju inflasinya, dengan rencana kenaikan kembali di November mendatang.
Hal ini mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 dan 30 tahun hampir menyentuh 5% untuk pertama kalinya sejak tahun 2007.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Departemen Riset Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), Roby Rushandie menyebut bahwa pasar obligasi Indonesia selama 3 kuartal di 2023 ini secara return.
Dilihat dari indikator indeks return, pasar obligasi mencatatkan positive return untuk semua jenis obligasi, baik secara komposit, obligasi negara, maupun obligasi korporasi.