"Karena kaitannya capex, kita terus terang ini bagian dari efisiensi. Jadi kita sangat ketat untuk anggaran capex jadi benar-benar digunakan yang sangat berkaitan atau memiliki relasi dengan kuat terhadap peningkatan produksi baik produksi bijih logam maupun timahnya," paparnya.
Kendati produksi bijih Timah pada kuartal I 2023 mengalami penurunan, Abdullah optimis bahwa hal itu lantaran harga logam dunia yang masih tinggi. Ia pun menyebutkan bahwa sejatinya permasalahan di timah masih sama yaitu karena produksi atau karena lingkunga dan ekosistem belum baik.
"Jadi diupayakan agar bisa menjadi ekosistem lebih sehat dan lebih fair. Karena kita menargetkan kalau produksi naik sehingga biaya bisa turun," tukasnya.
(SLF)