sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tips Mengenali Saham Undervalued, Investor Wajib Perhatikan Ini

Market news editor Dhera Arizona
27/08/2023 12:49 WIB
Banyak investor pemula yang bertanya-tanya bagaimana cara membeli saham undervalued.
Tips Mengenali Saham Undervalued, Investor Wajib Perhatikan Ini. (Foto MNC Media)
Tips Mengenali Saham Undervalued, Investor Wajib Perhatikan Ini. (Foto MNC Media)

Cara Mengetahui dan Menghitung Saham Undervalued

Investor bisa memperhatikan hal-hal bersifat keuangan (dapat dihitung) dan non-keuangan (tidak dapat dihitung) yang bisa menentukan nilai intrinsik sebuah saham yang undervalued.

1. Aspek Non-Keuangan
- Bidang bisnis perusahaan yang berpotensi untuk berkembang.
- Tata kelola perusahaan mulai dari kredibilitas dewan direktur dan dewan komisaris, bagaimana perusahaan tersebut mengelola bisnisnya, dan lain sebagainya. 
- Kondisi ekonomi makro dan kebijakan pemerintah.

2. Aspek Keuangan
Investor bisa memperkirakan apakah sebuah saham undervalued atau tidak melalui beberapa rasio keuangan berikut:

- Price-to-Earnings Ratio (PER)
PER merupakan perbandingan antara harga saham dengan laba bersih dari sebuah perusahaan. Rumusnya adalah:

P/R = Harga Saham/EPS

Umumnya, investor mencari P/E ratio yang rendah. Hal ini karena jika nilai EPS> harga saham, maka dapat disimpulkan kemampuan perusahaan tersebut dalam mencetak pendapatan lebih besar dibandingkan dengan yang diperkirakan oleh mayoritas investor.
 
- Price/Earnings-to-Growth (PEG) Ratio
PEG adalah rasio yang membandingkan antara P/E ratio dengan tingkat pertumbuhan laba perusahaan. Rumusnya adalah:

PEG = (P/E)/(pertumbuhan EPS)

Semakin rendah nilai PEG ratio, maka semakin baik. Artinya, pertumbuhan laba perusahaan lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan harga saham perusahaan tersebut.

- Price-to-Book Value (PBV)
PBV merupakan sebuah rasio yang membandingkan nilai pasar saham dengan nilai buku per lembar saham.. Rumusnya adalah:

PBV =  Harga saham saat ini/Nilai buku per lembar saham

Sebuah saham dikatakan prospektif jika memiliki nilai PER dan PBV yang rendah. Namun sebaliknya, jika nilai PER dan PBV tinggi, maka akan dianggap mahal.

Perlu diperhatikan penilaian tinggi/rendah akan bergantung pada sub-sektor di mana saham tersebut berada atau dikategorikan. Penilaian PER dan PBV ini tidak selalu cocok dipakai untuk semua sektor saham.

Selain ketiga indikator di atas, investor juga bisa menggunakan indikator lain seperti Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Return on Investment (ROI), Discounted Cash Flow (DCF), dan beberapa indikator lainnya.

(YNA)

Halaman : 1 2 3 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement