"Kenaikan ARPU secara kuartalan ini menjadi sinyal positif bagi industri operator telekomunikasi di tengah derasnya isu perang harga antar operator," katanya.
Meski laba bersih full year terkoreksi 4 persen, Telkom tetap memiliki arus kas (cashflow) dan struktur modal yang solid sehingga sangat mendukung pembagian dividen secara berkelanjutan.
Per 31 Desember 2024, posisi kas dan setara kas mencapai Rp33,9 triliun. Sementara itu, saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya menyentuh Rp109,6 triliun.
Dividen TLKM menjadi salah satu daya tarik utama, baik bagi investor institusi maupun ritel. Dengan yield di kisaran 6-7 persen, dividen ini bisa menjadi opsi yang menarik di tengah ketidakpastian pasar.
(Rahmat Fiansyah)