Sebagai catatan, Caturkada Depo menawarkan sebanyak-banyaknya 1.024.000.000 saham baru atau setara 15,08% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Dana hasil IPO antara lain digunakan untuk meningkatkan belanja modal sebesar 18%, sekitar 8% dana IPO akan digunakan untuk melunasi pinjaman perseroan kepada bank, 41% untuk penyetoran modal kepada entitas anak PT Megadepo Indonesia, dan 33% untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional perseroan.
Perseroan juga menggelar program alokasi saham kepada karyawan atau employee stock allocation (ESA) dengan alokasikan sebanyak-banyaknya dua% dari jumlah saham yang ditawarkan dalam rangka IPO. Jumlah saham itu setara 20.480.000 saham.
Sedangkan Perma Plasindo akan menggunakan lebih dari setengah dana IPO atau Rp38 miliar untuk membayar utang kepada PT Usaha Gema Jaya dan Koperasi Jasa Bintang Timur Kapital. Selanjutnya Rp4,5 miliar akan digunakan untuk membeli mesin oleh anak usaha, Rp2,85 miliar akan digunakan untuk membeli dua bidang tanah di Klaten, dan Rp2,55 miliar akan diberikan pinjaman kepada anak usaha di Singapura guna mengembangkan Bantex Hybrid File Digital.
Sisanya digunakan oleh entitas anak dalam bentuk pinjaman modal kerja dari pemegang saham. Skema shareholder loan juga akan digunakan BINO untuk dana yang diperoleh dari penerbitan waran.
(IND)