"Kami percaya tahun 2025 akan ada sedikit peningkatan dengan dukungan kemampuan perusahaan untuk menyediakan cashflow (arus kas). Tentunya kami sangat berhati-hati dalam pembelian kapal ini, untuk DP (down payment atau uang muka) kami memberikan 20 persen dan sisanya sebesar 80 persen adalah porsi financing (pembiayaan) dari bank," ujarnya.
Selain itu, perseroan akan mengoptimalkan rute-rute pengangkutan dengan cara memprioritaskan rute yang menguntungkan (profitable). Kualitas pelayanan akan ditingkatkan dalam hal ini downtime dengan mengurangi perawatan tak rutin.
Efisiensi biaya juga dilakukan dengan menekan biaya bahan bakar yang menyumbang sekitar 27 persen. Namun, volatilitas harga bahan bakar dinilai tidak akan berpengaruh mengingat kenaikan harga akan dibebankan kepada pelanggan.
"Apabila terjadi kenaikan atau penurunan harga bahan bakar, maka perusahaan telah menetapkan formula perhitungan fuel yang di-pass-through (dialihkan) yang mengakibatkan terjadinya adjustment (perubahan) biaya pengangkutan kepada customer (pelanggan)," ujarnya.
(Rahmat Fiansyah)