IDXChannel - Bank investasi multinasional UBS menaikkan peringkat (rating) saham Indonesia menjadi overweight.
Melansir Bloomberg, Kamis (24/4/2025), langkah UBS ini didorong oleh pandangan bahwa kondisi domestik Indonesia tergolong solid atau defensif. Selain itu, valuasi pasar saham Indonesia saat ini dinilai menarik karena mendekati titik terendah yang pernah terjadi selama masa pandemi Covid-19.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai, langkah UBS memberikan sinyal positif bagi pasar negara berkembang (emerging markets).
"UBS dikenal memiliki banyak klien asing. Di saat waktu yang bersamaan, UBS juga menaikkan rating untuk bursa India dan China. Ini memberikan sinyal positif untuk emerging market," kata Michael, Kamis (24/4/2025).
Meski begitu, ia menegaskan bahwa kenaikan peringkat oleh UBS tidak serta merta akan mendorong investasi langsung ke sektor riil Indonesia.
"Tetapi, ini pertanda bahwa level IHSG [Indeks Harga Saham Gabungan] saat ini relatif murah jika dibandingkan dengan rasio price to earnings (PE). Terlebih saat ini banyak saham yang berada di level Covid dan akibatnya akan ada flow dari investor asing, manajer investasi, ETF di luar ke Indonesia," tuturnya.
Michael berharap langkah awal UBS ini dapat diikuti oleh lembaga global lainnya seperti MSCI.
Pada Rabu (23/4), Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuannya, sesuai dengan ekspektasi pasar. Keputusan tersebut tidak banyak menggerakkan nilai tukar rupiah maupun indeks acuan domestik.
“Meski indikator makro mengarah pada perlunya pemangkasan suku bunga, pasar diperkirakan akan menghapus ekspektasi pelonggaran pada kuartal ini, karena rupiah terus tertekan di tengah ketidakpastian domestik dan kebijakan tarif, serta tidak bisa mengandalkan pelemahan dolar AS,” ujar Ekonom Senior DBS, Radhika Rao.
BI menyatakan bahwa fokus kebijakannya saat ini adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global akibat ketegangan perdagangan.
Pada Kamis, IHSG menguat 0,37 persen 6.658 pada pukul 10.42 WIB. Indeks acuan tersebut mencatatkan reli kenaikan lima hari bursa berturut-turut.
Dalam sepekan, IHSG naik 3,44 persen dan dalam sebulan melonjak 8,05 persen. Sementara, sejak awal 2025 (YtD) IHSG masih melemah 6,00 persen. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.