IDXChannel - PT Unilever Indonesia, Tbk. (Perseroan) (UNVR) berhasil mencatat penjualan bersih sebesar Rp43 triliun atau tumbuh 0,1% pada tahun 2020 dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Pertumbuhan penjualan ini didorong oleh pertumbuhan penjualan domestik sebesar 0,7%.
UNVR juga mencatat laba perusahaan mencapai Rp7,16 triliun. Di mana, besaran tersebut turun Rp229,3 miliar atau 3,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp7,39 triliun.
“Di tengah pandemi yang berkepanjangan, kami tetap konsisten berfokus pada tiga hal yaitu memastikan kesehatan dan keselamatan karyawan, menjawab kebutuhan konsumen dan pelanggan, serta terus berkontribusi pada masyarakat Indonesia,” kata Presiden Direktur PT Unilever Indonesia, Tbk Ira Noviarti dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (5/2/2021).
Ira menjelaskan bahwa di masa pandemi, inovasi Unilever Indonesia berfokus pada dua pola utama konsumen yang berubah yaitu pola permintaan (produk) dimana pertumbuhan pesat di produk produk yang dibutuhkan untuk kebersihan, kesehatan dan konsumsi masak dalam rumah, dapat dicapai dan juga pola pembelian (channel) melalui jalur yang meningkat pesat seperti E-Commerce.
“Untuk produk, pada kuartal IV 2020, kami akan meluncurkan berbagai inovasi yang relevan untuk menjawab kebutuhan konsumen di tengah pandemi ini. Semua inovasi tersebut dieksekusi dengan baik dalam waktu yang sangat singkat di masa pandemi yang penuh tantangan lapangan, membuktikan bahwa Perseroan memiliki proses hulu ke hilir yang kuat dan siap menghadapi tantangan,” tegasnya.
Meski sulit untuk memprediksi kapan situasi akan membaik, lanjut dia, Perseroan optimis menghadapi 2021 dan akan terus berupaya menciptakan pertumbuhan yang konsisten, kompetitif, menguntungkan dan juga bertanggung jawab.
Sekadar informasi, perseroan juga mencatat total aset di 2020 sebesar Rp20,53 triliun. Besaran tersebut turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp20,65 triliun. Jumlah liabilitas mengalami kenaikan pada 2020 menjadi Rp15,6 triliun. Sedangkan ekuitas mengalami penurunan menjadi Rp20,53 triliun. (sandy)