ASPR merupakan perusahaan yang bergerak di bidang aktivitas perusahaan holding atas perusahaan tambang nikel dan kegiatan usaha lainnya terkait nikel.
Sebelumnya, perseroan juga telah menyelesaikan transaksi dengan Nickel Industries Limited (NIC) atas pengambilan 857 juta saham biasa baru yang dikeluarkan NIC.
Total nilai transaksi yang dilakukan sebesar 942,7 juta Dolar Australia atau setara Rp9,30 triliun. Sara menilai, nikel memiliki peluang bisnis yang baik untuk jangka panjang. Pasalnya, komoditas ini turut berperan penting dalam mendukung upaya pemerintah menuju elektrifikasi.
“Kami lihat jangka panjangnya. Itu sebabnya kami membidik nikel juga. Termasuk yang tadi ya, iron ore dan copper yang juga punya peran nanti dalam elektrifikasi,” imbuh Sara.
Ke depan, lanjut Sara, perseroan juga masih akan gencar melakukan akuisisi tambang mineral lainnya. Sejalan dengan rencana perseroan yang menargetkan kontribusi pendapatan segmen non batu bara UNTR sebesar 50% di 2030.