IDXChannel - Krisis keuangan salah satu grup properti terbesar di China, Evergrande menjadi pembicaraan publik belakangan ini. Pasalnya, jeratan utang Evergrande telah menembus total US$ 300 miliar atau setara hampir Rp4.270 triliun atau Rp4,2 kuadriliun.
Perusahaan telah memberi peringatan kepada investor atas risiko gagal bayar, meskipun kemungkinan masuknya pendapatan baru masih terbuka lebar, hal ini memiliki risiko mengingat dana perusahaan yang terbatas.
Sejumlah analis mengkhawatirkan apa yang dialami Evergrande saat ini dapat mengulangi hal serupa yang terjadi pada 2008, tepatnya krisis Subrime Mortgage yang puncaknya terjadi pada 15 September 2008, membuat raksasa keuangan dunia Lehman Brothers bangkrut.
Senior Technical Analyst PT Henan Putihrai Sekuritas, Lisa C. Suryanata meyakini bahwa apa yang dialami Evergrande tidak sebesar krisis 2008.
Argumen Lisa berangkat dari perbandingan total utang yang dialami kedua entitas tersebut.