IDXChannel - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menyampaikan laporan keuangan konsolidasian untuk periode sembilan bulan tahun ini dalam Public Expose atau Pubex Live 2023 yang digelar Selasa (28/11/2023).
ADRO mencatat pertumbuhan 11% pada volume penjualan menjadi 49,12 juta ton. Meski begitu, pendapatan turun 16% menjadi USD4.981 juta, karena penurunan 25% pada harga jual rata-rata (ASP).
Dengan begitu, ADRO mencatat laba inti USD1.418 juta pada 9M23 dan EBITDA operasional sebesar USD1.944 juta. Secara keseluruhan, laba perusahaan tetap kuat berkat dukungan harga batu bara yang stabil dan operasi yang baik.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer, Garibaldi Thohir, mengatakan: “Walaupun menghadapi penurunan harga dan tekanan biaya karena inflasi, model bisnis kami yang terintegrasi tetap berkinerja baik. Kami berada di posisi yang baik untuk mencapai target FY23 berkat dukungan eksekusi yang baik di setiap bisnis. Kami juga berada di tempat yang tepat untuk ambil bagian pada inisiatif hilirisasi Indonesia, yang menekankan komitmen kami terhadap pertumbuhan berkelanjutan di jangka panjang.”
Sejalan dengan rencana investasi, belanja modal naik 71% menjadi USD473 juta. Belanja modal tersebut terutama digunakan untuk investasi pada alat berat, tongkang dan infrastruktur pendukung pada rantai pasokan, dan di sisi lain memulai investasi pada smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya. Sementara itu, posisi keuangan ADRO tetap sehat dengan posisi kas bersih sebesar USD1.835 juta per akhir 9M23
Kinerja Keuangan hingga September 2023
Secara rinci, pendapatan ADRO pada 9M23 tercatat sebesar USD4.981 juta, atau 16% lebih rendah daripada pendapatan pada 9M22. Produksi dan penjualan masing-masing naik 12% dan 11% menjadi 50,73 juta ton dan 49,12 juta ton, yang diofset dengan penurunan 25% pada harga jual rata-rata (ASP).
Beban pokok pendapatan naik 17% y-o-y menjadi USD2.993 juta, terutama karena beban royalti PT Adaro Indonesia (AI) lebih tinggi daripada pada periode yang sama tahun lalu. Biaya penambangan dan biaya pengolahan batu bara juga naik karena adanya kenaikan volume.
Pengupasan lapisan penutup naik 25% menjadi 217,43 juta bcm, dan nisbah kupas tercatat sebesar 4,29x, atau naik 12% dari 9M22. Total biaya bahan bakar naik 18% akibat kenaikan 33% pada konsumsi bahan bakar. Biaya kas batu bara per ton (tidak termasuk royalti) pada 9M23 naik 11% dari 9M22.
Beban usaha pada 9M23 naik 43% y-o-y menjadi USD332 juta, terutama karena pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dan pendapatan pemerintah daerah yang masih harus dibayar, dan kenaikan cadangan untuk pembayaran penetapan pemerintah.
Royalti kepada Pemerintah dan Beban Pajak Penghasilan Royalti kepada pemerintah naik 33% menjadi USD1.170 juta dari USD882 juta, sementara beban pajak penghasilan turun 71% menjadi USD332 juta dari USD1.165 juta.
Setelah mendapatkan IUPK-KOP pada bulan September 2022, mulai 1 Januari 2023, AI menerapkan ketentuan perpajakan dan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) sesuai peraturan yang berlaku. Karena IUPK-KOP, tarif royalti AI naik ke kisaran 14% sampai 28%, dari tarif sebesar 13,5% berdasarkan ketentuan sebelumnya. Namun, tarif pajak penghasilan badan turun dari 45% menjadi 22%.
IUPK-KOP juga mengakibatkan perubahan lainnya terhadap bisnis AI, misalnya terkait pendapatan negara bukan pajak (PNBP) untuk pemerintah pusat dan porsi pemerintah daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. AI meliputi 74% produksi Grup Adaro pada 9M23.
Di sisi lain, EBITDA operasional ADRO turun 49% y-o-y menjadi USD1.944 juta dan laba inti turun 39% menjadi USD1.418 juta pada 9M23 karena penurunan ASP dan kenaikan biaya. Margin EBITDA operasional pada 9M23 mencapai 39%. Laba bersih periode ini yang mencapai USD1.378 juta telah memperhitungkan PNBP untuk pemerintah pusat (porsi 4%) dan pemerintah daerah (porsi 6%).
Dari sisi neraca keuangan, total aset per akhir 9M23 naik 4% menjadi USD10.394 juta dibandingkan USD10.032 juta pada akhir 9M22. Saldo kas per akhir 9M23 naik 2% menjadi $3.425 juta sementara kas dan setara kas meliputi 33% total aset. Aset lancar per akhir 9M23 relatif tidak berubah, atau tercatat sebesar USD4.537 juta, dibandingkan USD4.548 juta pada akhir 9M22.
Aset non lancar pada akhir 9M23 naik 7% dari $5.857 juta pada periode yang sama sebelumnya karena kenaikan aset tetap dan investasi pada ventura bersama, terutama dari pembelian alat berat dan kapal, dan investasi awal di KAI dan KPI. Aset Tetap Aset tetap per akhir 9M23 sebesar USD1.667 juta setara dengan kenaikan 21% dari posisi akhir 9M22 karena perusahaan meningkatkan belanja modal pada periode ini, terutama untuk pembelian alat berat, kapal, dan investasi pada smelter aluminium serta fasilitas pendukungnya. Aset tetap meliputi 16% total aset.
Pada akhir 9M23, properti pertambangan ADRO tercatat 4% lebih rendah secara y-o-y menjadi USD1.005 juta, karena amortisasi tetap. Properti pertambangan meliputi 10% total aset.
Total liabilitas pada akhir 9M23 mencapai USD2.984 juta, atau turun 20% dari periode yang sama tahun lalu, terutama karena penurunan 94% pada utang pajak penghasilan badan, walaupun beban yang masih harus dibayar naik 174% dan utang pajak lainnya naik 87% seiring perubahan pada peraturan pemerintah. Liabilitas lancar turun 36% y-o-y menjadi USD1.189 juta dan liabilitas non lancar turun 5% y-o-y menjadi $1.795 juta.
Saldo kas ADRO pada akhir 9M23 naik 2% menjadi USD3.425 juta dari USD3.353 juta y-o-y. ADRO juga memiliki akses USD57 juta pada investasi lainnya dan komitmen fasilitas pinjaman yang belum ditarik sebesar USD1.763 juta dari berbagai pinjaman yang masih ada pada 9M23, sehingga meningkatkan likuiditas menjadi USD5.245 juta pada akhir 9M23.
Utang berbunga yang tercatat sebesar USD1.647 juta relatif tidak berubah secara y-o-y. Ekuitas Pada akhir 9M23, ekuitas atau modal pemegang saham tercatat $7.410 juta, atau naik 18% y-o-y berkat kenaikan laba ditahan. Arus kas ADRO dari aktivitas operasi turun 73% menjadi USD799 juta dari USD2.907 juta y-o-y karena kenaikan pembayaran royalti dan pajak penghasilan serta pembayaran kepada suplier.
ADRO membayar USD1.454 juta dalam bentuk pajak penghasilan badan dan final, atau naik 216% y-o-y. Selain itu, efektif pada tahun 2023, tarif pajak penghasilan AI turun menjadi 22% dari 45%. Perusahaan melaporkan arus kas keluar bersih sebesar USD392 juta yang digunakan pada aktivitas investasi, atau turun 30% dari 9M22, terutama karena kenaikan 72% pada pembelian aset tetap menjadi USD412 juta.
Belanja modal pada 9M23 naik 71% menjadi USD473 juta dari USD277 juta pada periode yang sama tahun lalu. Pengeluaran belanja modal pada periode ini sebagian besar digunakan untuk pembelian dan penggantian alat berat dan kapal, investasi awal pada smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya, dan investasi pada infrastruktur.
Pembiayaan Arus kas keluar bersih dari aktivitas pembiayaan pada 9M23 naik 35% menjadi USD1.058 juta, terutama karena adanya kenaikan pembayaran dividen. ADRO membagikan dividen tunai sejumlah USD1.000 juta kepada para pemegang saham untuk FY22. (FRI)