IDXChannel - Tiga indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street bergerak variasi pada pembukaan perdagangan Selasa (1/7/2025), setelah menyentuh rekor tertinggi sehari sebelumnya.
Dow Jones naik 0,01 persen ke 44.097, S&P 500 melemah 0,24 persen ke 6.190,13, dan Nasdaq Composite koreksi 0,53 persen ke 20.266,91.
Sentimen pasar malam ini tertuju pada perkembangan pembahasan RUU pajak dan belanja kabinet Presiden Donald Trump dan kelanjutan negosiasi dagang internasional.
Pembahasan RUU pajak dan belanja senilai USD3,3 triliun di Senat AS masih menuai perdebatan. Para senator dijadwalkan melakukan pemungutan suara atas sejumlah amandemen terhadap RUU tersebut.
Trump menyatakan terbuka untuk memperpanjang tenggat waktu 4 Juli bagi Partai Republik agar menyetujui RUU tersebut. Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent memperkirakan Senat dapat mengesahkan RUU itu pada Selasa siang.
“Versi RUU yang saat ini dibahas belum tentu akan disahkan begitu saja. Hal ini masih menjadi kekhawatiran utama bagi investor,” kata Chief Investment Officer Bokeh Capital Partners, Kim Forrest, dilansir Investing, Selasa (1/7/2025).
Terkait kelanjutan kabar negosiasi tarif, Trump menyuarakan kekecewaannya atas negosiasi dagang dengan Jepang. Menteri Keuangan AS Bessent memperingatkan kemungkinan tarif yang lebih tinggi dapat dikenakan pada negara mitra dagang jika kesepakatan tidak tercapai sebelum tenggat 9 Juli 2025.
Dari sisi korporasi, saham Tesla Inc (NASDAQ:TSLA) turun 6,2 persen pada pra-pembukaan setelah CEO Elon Musk kembali berselisih dengan Presiden Trump terkait RUU pajak.
Investor juga mencermati sejumlah data ekonomi penting, termasuk survei aktivitas manufaktur bulan Juni versi S&P Global dan ISM, data lowongan kerja Mei, dan pidato Gubernur The Fed Jerome Powell di forum Bank Sentral Eropa.
Data ekonomi yang lemah dalam beberapa pekan terakhir serta ekspektasi Trump akan menunjuk kepala bank sentral yang dovish mendorong harapan pemangkasan suku bunga.
Konsensus pasar saat ini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 68 basis poin hingga akhir 2025, dan sekitar 131 basis poin hingga Oktober tahun depan, berdasarkan data LSEG.
(Febrina Ratna Iskana)