Wall Street Dibuka Melemah, Terbebani Krisis di Timur Tengah

IDXChannel - Indeks utama Wall Street dibuka melemah pada perdagangan Senin (9/10/2023) waktu setempat. Pelaku pasar bersiap menantikan data inflasi di tengah kabar konflik Timur Tengah yang dikhawatirkan bakal mendongkrak harga minyak. 

Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 0,14 persen di 33.047,07; S&P 500 (SPX) turun 0,16 persen di 4.236,15; sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) susut 0,24 persen menjadi 13.090,95.

Baca Juga:

Harga Minyak Dunia Melonjak Tajam, Dipicu Konflik di Timur Tengah

Rilis data inflasi baik tingkat konsumen (CPI) dan produsen (PPI) menjadi perhatian investor untuk mengukur kebijakan suku bunga bank sentral atau Federal Reserve (The Fed). 

The Fed yang sebelumnya mempertahankan bunga acuan dipandang masih belum jelas arahnya menjelang pertemuan mereka pada November 2023 mendatang.

Baca Juga:

Konflik Timur Tengah Bikin Harga Emas dan Dolar AS Melonjak

"Kami memprediksi inflasi inti akan meningkat 0,3 persen secara bulanan," tulis Bank of America (BofA) dalam laporannya, dikutip dari Investing.com, Senin (9/10).

Sementara itu meletusnya serangan antara Israel dan Hamas dikhawatirkan akan memicu kenaikan harga minyak mentah dunia. 

Baca Juga:

Konflik Timur Tengah Berpotensi Dorong Harga Emas dan Dolar AS

Saham-saham produsen minyak yang listing di Amerika Serikat (AS) menguat signifikan, antara lain Chevron, Exxon Mobil, Marathon Oil, dan Occidental Petroleum yang naik antara 2,6 persen hingga 3,9 persen.

"Kita ekspektasikan ada fluktasi jangka pendek di bursa saham dan pasar minyak mentah seiring tensi di Timur Tengah," kata Chief Investment Officer Main Street Research, James Demmert.

(RNA)