IDXChannel - S&P 500 dan Nasdaq mencetak penutupan tertinggi sepanjang masa pada Kamis (24/7/2025), didorong hasil keuangan yang kuat dari induk Google, Alphabet (NASDAQ:GOOGL).
Hal tersebut juga meningkatkan optimisme terhadap saham-saham teknologi besar berbasis kecerdasan buatan (AI). Namun, Tesla (NASDAQ:TSLA) anjlok setelah laporan keuangannya mengecewakan investor.
Melansir Investing, Wall Street ditutup beragam dengan S&P 500 naik 0,07 persen dan mengakhiri sesi di 6.363,35 poin. Nasdaq naik 0,18 persen ke 21.057,96 poin, sementara Dow Jones Industrial Average justru turun 0,70 persen ke 44.693,91 poin.
Delapan dari 11 indeks sektor S&P 500 mencatat penurunan, dipimpin oleh sektor consumer discretionary yang turun 1,23 persen, diikuti sektor material yang melemah 0,75 persen.
Saham Alphabet naik 1 persen, saham Microsoft (NASDAQ:MSFT), Nvidia (NASDAQ:NVDA), dan Amazon (NASDAQ:AMZN) masing-masing naik lebih dari 1 persen.
Kesepakatan dagang AS-Jepang dan tanda-tanda kemajuan dalam negosiasi perdagangan dengan Uni Eropa juga mendorong kenaikan di Wall Street.
“Investor merasa optimistis terhadap negosiasi dagang, kondisi ekonomi, tren inflasi, serta laporan laba kuartal II yang lebih baik dari perkiraan," Kepala Strategi Investasi di CFRA Research, kata Sam Stovall.
Tesla merosot 8,2 persen setelah CEO Elon Musk memperingatkan akan ada beberapa kuartal yang berat karena pemerintah AS memangkas dukungan untuk produsen kendaraan listrik. Saham Tesla telah turun sekitar 25 persen sepanjang 2025.
UnitedHealth (NYSE:UNH) turun 4,8 persen setelah perusahaan asuransi tersebut mengungkapkan sedang bekerja sama dalam penyelidikan Departemen Kehakiman terkait praktik Medicare-nya, menyusul laporan penyelidikan pidana dan perdata.
IBM (NYSE:IBM) merosot hampir 8 persen setelah hasil kuartal keduanya mengecewakan investor, terutama karena penjualan yang lemah di divisi perangkat lunak intinya.
Honeywell (NASDAQ:HON) turun 6,2 persen meskipun perusahaan mencatat hasil yang melampaui ekspektasi dan menaikkan proyeksi tahunan.
Saham American Airlines (NASDAQ:AAL) jatuh hampir 10 persen setelah maskapai tersebut memperkirakan kerugian besar di kuartal ketiga karena lemahnya permintaan perjalanan domestik.
Perang dagang global telah menciptakan ketidakpastian terbesar bagi industri penerbangan sejak pandemi Covid-19.
Pasar juga memantau rencana kunjungan Presiden AS Donald Trump ke kantor pusat Federal Reserve (The Fed) pada Kamis, menyusul kritiknya terhadap Ketua The Fed Jerome Powell karena suku bunga yang dianggap terlalu tinggi.
Dengan ekspektasi luas bahwa The Fed akan menahan suku bunga pada pertemuan minggu depan, para pelaku pasar memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga pada September sebesar 60 persen, menurut alat FedWatch milik CME.
Laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan klaim tunjangan pengangguran pekan lalu turun menjadi 217.000, jauh di bawah perkiraan, yang menandakan kekuatan pasar tenaga kerja yang masih bertahan.
Aktivitas bisnis AS meningkat pada Juli, tetapi perusahaan menaikkan harga barang dan jasa, memperkuat prediksi ekonom akan percepatan inflasi dalam beberapa bulan mendatang, sebagian besar dipicu oleh kenaikan tarif impor.
(NIA DEVIYANA)