“Data jasa ISM yang lebih kuat dari perkiraan menunjukkan bahwa investor masih belum terlalu terampil dalam membaca keadaan pasca pandemi,” kata Carol Schleif, kepala investasi di kantor keluarga BMO di Minneapolis.
Sementara para pelaku pasar mengharapkan penurunan suku bunga segera, Schleif mengatakan data tersebut menunjukkan perekonomian yang kuat dan inflasi yang tidak turun "secepat The Fed yang perlu mulai menurunkan suku bunganya kapan saja di masa mendatang."
Sebelumnya hari ini Presiden Fed Boston Susan Collins menekankan perlunya bank sentral untuk "melanjutkan dengan hati-hati" dengan langkah-langkah kebijakan moneter berikutnya.
Prospek suku bunga yang lebih tinggi memberikan tekanan khusus pada saham-saham yang sedang berkembang dengan indeks pertumbuhan S&P 500 (.IGX) yang berkinerja buruk sepanjang sesi. Investor ekuitas juga bereaksi terhadap kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun dan dua tahun.
"Saham-saham yang sedang tumbuh telah memperhitungkan gagasan bahwa inflasi telah tertahan dengan baik dan bahwa The Fed akan melakukan pemotongan. Jika gagasan itu tidak lagi berlaku maka mereka akan menjadi rentan," kata Patrick Kaser, manajer portofolio dari Brandywine Global.