sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Wall Street Ditutup Melemah Lebih dari 1 Persen Imbas Saham Mega Caps Merosot

Market news editor Anggie Ariesta
06/03/2024 07:13 WIB
Tiga indeks utama Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup melemah lebih dari 1% pada perdagangan Selasa (5/3/2024) waktu setempat.
Wall Street Ditutup Melemah Lebih dari 1 Persen Imbas Saham Mega Caps Merosot. (Foto: MNC Media)
Wall Street Ditutup Melemah Lebih dari 1 Persen Imbas Saham Mega Caps Merosot. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Tiga indeks utama Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup melemah lebih dari 1% pada perdagangan Selasa (5/3/2024) waktu setempat.

Pelemahan pada perusahaan-perusahaan dengan pertumbuhan mega kapitalisasi seperti Apple Inc dan sektor chip membebani Nasdaq menjelang rilis data ekonomi minggu ini dan pernyataan dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell.

Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 404,64 poin atau 1,04% menjadi 38.585,19. S&P 500 (.SPX) kehilangan 52,3 poin, atau 1,02%, pada 5.078,65 dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 267,92 poin, atau 1,65%, menjadi 15.939,59.

Data ekonomi pada Selasa menunjukkan pertumbuhan industri jasa AS yang lebih lambat pada Februari karena lapangan kerja menurun sementara jumlah pesanan baru tumbuh ke level tertinggi dalam enam bulan, menandakan kekuatan mendasar di sektor ini.

Laporan Indeks Manajer Pembelian pada hari Selasa mengonfirmasi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan meskipun ada kenaikan suku bunga sebesar 525 basis poin dari The Fed sejak Maret 2022.

Survei lain menunjukkan pesanan baru untuk barang-barang manufaktur AS turun lebih dari perkiraan pada bulan Januari.
Beberapa ahli strategi melihat teknologi (.SPLRCT) aksi jual pada hari Selasa sebagai akibat dari aksi ambil untung untuk sektor yang baru-baru ini menguat setelah naik 56% pada tahun 2023.

“Mungkin beberapa orang mengambil keuntungan dari hal-hal yang tidak diinginkan, sehubungan dengan apa yang mungkin menjadi alasan kegelisahan sebelum Powell berbicara dan sebelum kita mendapatkan banyak data pasar tenaga kerja,” kata Kevin Gordon, senior investment ahli strategi di Charles Schwab.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement