IDXChannel - Wall Street pekan depan akan dihadapkan oleh kekhawatiran terhadap lesunya sektor konsumer AS yang menjadi sorotan.
Kemudian di lain sisi, investor mengamati laporan laba perusahaan dan data penjualan ritel untuk konfirmasi lebih lanjut tentang ketahanan ekonomi.
Mengutip AP, Minggu (13/10/2024), S&P 500 ditutup naik 0,6 persen hingga melampaui rekor tertingginya dibandingkan pada awal pekan dan menutup minggu kemenangan kelima berturut-turut. Sementara Dow Jones Industrial Average melonjak 409 poin atau 1 persen, dan Nasdaq Composite tertinggal dari pasar dengan kenaikan 0,3 persen setelah penurunan Tesla yang membuatnya tetap terkendali.
Secara keseluruhan, S&P 500 naik 34,98 poin menjadi 5.815,03. Dow Jones menguat 409,74 menjadi 42.863,86, dan Nasdaq Composite naik 60,89 menjadi 18.342,94.
Saat musim laba dimulai, saham sedang melaju. Indeks acuan S&P 500 siap membukukan kenaikan mingguan kelima berturut-turut dan melayang mendekati rekor tertinggi baru setelah naik lebih dari 21 persen pada tahun ini.
Pendorong kenaikan tersebut adalah serangkaian data ekonomi yang menggembirakan yang telah menghilangkan kekhawatiran perlambatan yang mengguncang pasar selama musim panas.
Di antaranya adalah laporan pekerjaan yang meledak awal bulan ini, tanda terbaru bahwa ekonomi mempertahankan pertumbuhan yang solid saat Federal Reserve memangkas suku bunga. Hal ini dinilai menjadi kombinasi yang secara historis ampuh untuk keuntungan pasar saham.
"Sebagian besar, mayoritas aliran data ekonomi positif," kata Kepala Strategi Pasar di B Riley Wealth, Art Hogan.
Pendapatan dari American Express, Netflix, United Airlines, Procter & Gamble, dan beberapa bank besar akan memberikan gambaran umum tentang belanja konsumen, yang mencakup lebih dari dua pertiga aktivitas ekonomi AS. Data penjualan ritel diperkirakan rilis pada 17 Oktober 2024.
Sementara itu, Kepala Ekonom di Annex Wealth Management di Milwaukee, Brian Jacobsen mengatakan, pihaknya akan meneliti apakah layanan streaming Netflix bertambah atau kehilangan pelanggan, dan bagaimana konsumen berpenghasilan rendah memprioritaskan pengeluarannya.
"Perusahaan perlu melampaui ekspektasi pertumbuhan laba dalam laporan triwulanan mereka untuk mendukung valuasi pasar saham, yang jauh di atas rata-rata historisnya," katanya.
(Dhera Arizona)