Pada Rabu lalu, bank sentral AS memutuskan mempertahankan suku bunga acuan, seraya mengindikasikan bahwa penurunan suku bunga tetap mungkin terjadi tahun ini. Meski demikian, laju penurunan Fed Fund Rate (FFR) disebut bakal lebih lambat dibanding proyeksi sebelumnya.
Risiko utama dalam waktu dekat bagi pasar saham, menurut investor, adalah jika AS memutuskan untuk bergabung dalam kampanye serangan terhadap Iran.
Gedung Putih menyatakan Presiden Donald Trump akan memutuskan dalam dua pekan ke depan apakah AS akan ikut serta dalam serangan terhadap fasilitas nuklir dan misil Iran.
"Jika AS terlibat langsung atau terjadi eskalasi lanjutan antara dua negara tersebut, maka S&P 500 dan pasar saham global akan memiliki lebih banyak alasan untuk bereaksi negatif," kata Damian McIntyre, Kepala Multi-Asset Solutions di Federated Hermes, Pittsburgh.
Sebaliknya, jika ketegangan dapat diredakan, hal itu dinilai berpotensi mendorong reli pemulihan di pasar saham.