Setelah Magnificent Seven membukukan keuntungan besar pada 2023, kinerja di antara saham-saham tersebut semakin berbeda pada tahun ini, memberikan investor alasan lain untuk melihat pasar lainnya.
Antusiasme terhadap kecerdasan buatan telah membantu meningkatkan 90% saham Nvidia sepanjang tahun ini. Sementara Microsoft telah memperoleh 14,5%. Di sisi lain, Apple dan Tesla masing-masing turun sekitar 11% dan 32% untuk tahun ini.
Pukulan terbaru bagi Apple terjadi minggu ini ketika Departemen Kehakiman menuduh pembuat iPhone memonopoli pasar ponsel pintar, menyoroti risiko peraturan yang dapat membuat investor waspada terhadap perusahaan teknologi besar (Big Tech).
Tanda lain dari perluasan ini adalah semakin banyak saham S&P 500 yang kinerjanya mengungguli indeks acuan, sebanyak 180 saham sepanjang tahun ini pada hari Kamis dibandingkan 150 saham tahun lalu.
“Ketika The Fed mulai menurunkan suku bunga, hal itu menciptakan likuiditas dan mempermudah pembiayaan,” kata Jack Ablin, Kepala Investasi di Cresset Capital.
"Siapa yang paling diuntungkan? Bukan saham-saham megacap yang memiliki akses tak terkekang terhadap modal tidak peduli berapa pun suku bunganya, namun saham-saham yang lebih kecil dan kurang dikenal," jelasnya.
Tren yang meluas ini bisa terpukul jika perekonomian mulai melemah atau menjadi terlalu panas, sehingga mengganggu narasi Goldilocks yang telah mendukung pasar dalam beberapa bulan terakhir.
Beberapa investor juga percaya pasar akan mengalami kemunduran setelah S&P 500 naik 27% sejak akhir Oktober. Namun, ada juga yang memperkirakan tren ini akan terus berlanjut.
Peter Tuz, Presiden Chase Investment Counsel mengatakan, perusahaannya baru-baru ini membeli saham Goldman Sachs (GS.N) dan perusahaan jasa minyak Tidewater (TDW.N) sambil mengurangi kepemilikan megacapnya, termasuk menjual saham Apple.
“Pasarnya semakin luas,” katanya.
"Anda baru saja melihat bahwa ada lebih banyak cara untuk menghasilkan uang tahun ini daripada Mag seven," pungkas Tuz.
(FAY)