sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Wall Street Perkasa, S&P 500 dan Dow Jones Cetak Rekor Tertinggi

Market news editor Fiki Ariyanti
30/11/2024 07:15 WIB
Wall Street kompak menguat pada perdagangan Jumat (29/11/2024) waktu setempat, dengan indeks S&P 500 dan Dow Jones mencatat rekor penutupan tertinggi. 
Wall Street Perkasa, S&P 500 dan Dow Jones Cetak Rekor Tertinggi (foto mnc media)
Wall Street Perkasa, S&P 500 dan Dow Jones Cetak Rekor Tertinggi (foto mnc media)

IDXChannel - Wall Street kompak menguat pada perdagangan Jumat (29/11/2024) waktu setempat, dengan indeks S&P 500 dan Dow Jones mencatat rekor penutupan tertinggi. 

S&P 500 naik 0,56 persen menjadi 6.032,44 mencetak rekor tertinggi baru. Pun dengan Dow Jones Industrial Average naik 0,42 persen ke 44.910,65. Sementara Nasdaq melonjak 0,83 persen di 19.218,17.

S&P 500 naik 5,7 persen pada November, bulan terbaiknya tahun ini, karena investor menggelontorkan USD141 miliar ke saham AS, arus masuk terbesar untuk periode empat minggu yang tercatat, menurut data EPFR Global. 

Sejumlah raksasa teknologi telah memimpin kenaikan 26 persen tahun ini di saham AS karena prospek pemangkasan suku bunga Federal Reserve, sementara ekonomi Amerika terus tumbuh.

Spekulasi bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump akan mengurangi kebijakan perdagangannya yang paling ekstrem, sehingga mendorong dolar AS turun.

Imbal hasil Treasury 10 tahun turun menjadi 4,17 persen. Indeks Bloomberg Dollar Spot memperpanjang penurunan mingguan menjadi lebih dari 1 persen, menghentikan kenaikan selama delapan minggu.

Pilihan Trump yang menunjuk Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) AS) telah memicu optimisme bahwa tarif akan diukur, meningkatkan saham dan obligasi AS, dan melemahkan kekuatan dolar.

“Kami terus-menerus membicarakan ketegangan perdagangan pada 2019. Yang penting adalah Fed berbalik arah, suku bunga riil turun, dan itu mendorong saham,” kata Max Kettner, kepala strategi multi-aset di HSBC Holdings Plc, mengutip Bloomberg, Sabtu (30/11/2024) waktu Jakarta. 

“Itu sangat mirip dengan sekarang. Ini masih siklus pemangkasan. Ini adalah situasi yang fantastis," ujarnya. 

Di sisi lain, investor memantau respons pembeli terhadap diskon Black Friday yang besar. Adobe Analytics memperkirakan, konsumen akan menghabiskan rekor USD10,8 miliar dalam pembelian daring, naik 9,9 persen dari Black Friday tahun lalu.

(Fiki Ariyanti)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement