Langkah William berbanding terbalik dengan CEO GOTO saat ini, Patrick Walujo. Pendiri Northstar Group, yang berinvestasi di Gojek sejak masih beroperasi di garasi rumah itu, terus menambah kepemilikannya di GOTO.
Terakhir, pada 13 Desember, ia memborong 56.180.000 saham seri A GOTO di harga Rp 89/saham. Pembelian ini untuk tujuan investasi dan atas nama pribadi. Aksi tersebut dilakukan Patrick setelah tercapai kesepakatan investasi Tiktok di Tokopedia.
Jauh sebelum itu, Patrick yang juga tercatat sebagai investor Bank Jago ini juga beberapa kali membeli saham GOTO. Hingga aksinya yang paling akhir, Patrick telah merogoh kocek Rp5 miliar untuk mendapatkan 56,18 juta saham GOTO itu.
Analis menilai pelaku pasar akan fokus pada manuver Patrick Walujo ketimbang William. Bagaimana pun Patrick adalah nahkoda tertinggi GOTO saat ini dan juga investor GOTO sejak awal.
“Visi, determinasi dan militansi Patrick terkait GOTO sangat clear. Komitmennya selalu ia tunjukkan di berbagai situasi. Terakhir, saat publik mempertanyakan penjualan saham Tokopedia ke Tiktok, ia justru membeli saham GOTO. Masa depan GOTO ada di tangan CEO dan market lebih memilih fokus ke sini ketimbang memikirkan aksi founder lainnya,” kata analis Kanaka Hita Solvera, Raditya Krisna Pradana.
Menurut dia, perdebatan soal untung atau rugi Tokopedia dibeli Tiktok sudah selesai. Semua pihak diuntungkan, termasuk pelaku ekonomi digital di tanah air. Tiktok bisa come back dengan cepat dan mendapatkan tunggangan yang tangguh. Sementara Tokopedia memiliki partner strategis kelas dunia dengan amunisi berlimpah.
“Kolaborasi keduanya bakal menggetarkan kompetitor. Lanskap e-commerce tanah air bakal menjadi lebih sederhana dengan Tiktok dan Tokopedia sebagai pemain utama. Saya kira, William jual saham karena memang butuh uang saja, dan bukan karena dia kecewa Tokopedia dijual ke Tiktok,” kata analis Raditya.
Sedangkan di sisi lain, menurut analis, William juga tidak menangani secara langsung manajemen GOTO sehingga investor semestinya tidak perlu khawatir dengan strategi yang dijalankan top level di bawah kepemimpinan Patrick Walujo.
“Kita perlu telaah lebih dahulu kebutuhan dana dari penjualan saham itu, kalau itu pribadi, apalagi soal utang mesti diselesaikan, dipenuhi agar tidak bermasalah. Ini tidak ada kaitannya dengan kepercayaan investor di GOTO,” tutupnya.
(DES)