Selanjutnya terdapat beban infrastruktur yang tumbuh mencapai Rp4,47 triliun, dikontribusikan oleh ongkos lisensi hingga perbaikan dan pemeliharaan.
Namun, perseroan terlihat mengurangi biaya penjualan dan pemasaran. Komisi penjualan menurun menjadi Rp887,40 miliar dari semula Rp1 triliun, demikian juga iklan dan promosi di angka Rp249,22 miliar.
Balance sheet EXCL di akhir Juni 2023 menunjukkan penurunan aset sebesar 4,10 persen mencapai Rp83,69 triliun, dibandingkan akhir 2022 yang mencapai Rp87,27 triliun. Jumlah utang (liabilitas) di kisaran Rp57,8 triliun, sedangkan modal (ekuitas) mencapai Rp25,87 triliun.
Hingga akhir Juni perseroan menggenggam kas dan setara kas senilai Rp1,54 triliun, merosot sekitar Rp3,64 triliun dari awal tahun sebesar Rp5,18 triliun akibat sejumlah keperluan termasuk pembelian aset tetap, hingga pembayaran utang.
(SLF)