2. Tidak Sesuai dengan Skill/Pengetahuan
Tidak sedikit orang nekat memulai bisnis tanpa keahlian di bidangnya, atau tanpa pengetahuan yang mumpuni terkait operasional dan potensi pasar atas produk yang ditawarkannya.
Contoh paling sederhana, memulai bisnis peternakan tanpa memiliki keahlian dan pengetahuan tentang beternak sama sekali, lalu menyerahkan pengurusan hewan ternak kepada orang lain sepenuhnya.
Hal ini tidak hanya terjadi pada usaha skala kecil, tetapi juga pada usaha skala besar. Hermanto Tanoko adalah salah satu pengusaha yang mengaku pernah mengalami kerugian karena masuk ke bisnis yang tidak begitu dikuasainya.
3. Mengandalkan Viral
Salah satu fenomena yang sering terjadi di Indonesia adalah latah berbisnis. Jika satu produk kuliner viral, maka akan bermunculan bisnis-bisnis lain dengan produk yang sama persis.
Bisnis yang mengandalkan popularitas sesaat sulit untuk bersaing dan bertahan lama. Dari sekian banyak pelaku usaha yang ikut-ikutan terjun, hanya sedikit yang akhirnya mampu bertahan dalam jangka panjang.
4. Mengandalkan Satu Produk Dominan
Bisnis yang mengandalkan satu produk, atau satu komoditas bahan baku tertentu, sangat rentan terhadap perubahan harga dan perubahan selera pasar. Oleh sebab itu banyak pelaku usaha melakukan diversifikasi agar tidak bergantung pada satu produk/bahan saja.
Bisnis yang hanya menargetkan segmen pasar yang spesifik juga berpeluang menghadapi tantangan yang sama.
Itulah beberapa kesalahan bisnis kecil dengan risiko besar yang patut diwaspadai.
(Nadya Kurnia)