Instrumen investasi ini bergerak dari segi harga. Sehingga investor akan mendapatkan keuntungan dari capital gain (selisih harga beli dan jual), namun ada pula instrumen yang memberikan keuntungan dari dividen, yakni saham.
Dengan menempatkan uang pada instrumen investasi ini, investor mendapatkan keuntungan tanpa bekerja. Dari sinilah konsep ‘uang bekerja untuk kita’ muncul. Uang tersebut dijadikan modal untuk membeli aset produktif.
Aset produktif adalah aset-aset yang dapat mendatangkan uang bila digunakan. Beberapa instrumen investasi yang telah disebutkan di atas, adalah contoh aset produktif yang umum dimiliki masyarakat yang melek finansial.
Sebagai contoh, dengan minimal berinvestasi di logam mulia, dalam kurun 1-3 tahun modal yang dikeluarkan untuk membeli emas tersebut akan bertambah nilainya karena harga logam mulia cenderung naik dari tahun ke tahun.
Demikian pula jika investor membeli reksa dana, saham, obligasi, bahkan properti. Namun dari seluruh instrumen investasi yang tersedia, logam mulia dan saham adalah dua aset produktif yang likuiditasnya paling tinggi, alias paling mudah dicairkan (dijual kembali).