Jika Anda mampu menolerir kerugian besar, berarti Anda memiliki profil risiko agresif. Anda dapat memilih instrumen yang cocok untuk profil risiko agresif, misalnya investasi saham dan reksa dana saham.
Kesesuaian profil risiko dengan instrumen investasi yang Anda beli menentukan bagaimana Anda mengambil keputusan kelak. Seringkali investor dengan profil risiko konservatif nekat membeli saham dengan risiko tinggi.
Kemudian saat rugi dia terpengaruh secara psikologis dan keesokannya dia kapok berinvestasi saham lagi. Padahal sejak awal dia sudah salah memilih saham untuk diinvestasikan.
6. Diversifikasi Portofolio
Setelah mulai berinvestasi, secara bertahap lakukanlah diversifikasi portofolio investasi. Konsep diversifikasi ini mirip dengan prinsip ‘Jangan meletakkan telur dalam satu keranjang’, tujuannya adalah untuk mitigasi risiko.
Sehingga ketika satu instrumen mencatatkan rugi, Anda masih mencatatkan keuntungan pada instrumen investasi lainnya. Sehingga secara rata-rata portofolio investasi Anda menunjukkan warna hijau.