Saat ini semuanya berbeda karena adanya teknologi AI. Teknologi itu bertanggung jawab menyeleksi seluruh kandidat pelamar pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan kantor.
Jadi proses pemilihannya benar-benar mengandalkan algoritma khusus. Alhasil tidak sembarangan orang yang bisa dipanggil untuk mengikuti tahapan selanjutnya.
"Era hadirnya robot-robot yang merekrut para pekerja sudah dimulai dan banyak orang justru tidak sadar itu sudah terjadi," ujar Ian Siegel.
Society for Human Resource Management mengatakan bahwa isu itu bukan isapan jempol belaka. Saat ini 42 persen perusahaan besar di Amerika melakukan perekrutan karyawan dengan menggunakan AI. Mereka menggunakan kecerdasan buatan seperti HireVue, Harver, hingga Prem.
Tidak hanya untuk penyaringan, beberapa perusahaan bahkan tetap menggunakan teknologi AI di semua tahapan lamaran kerja. Jadi begitu berhasil lolos penyaringan, para pelamar kerja akan melakukan sesi wawancara yang direkam melalui video.