sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Butuh Uang Berapa Agar Bisa Bahagia? Tentukan Dulu Standar Ketenangan Batin Anda

Milenomic editor Kurnia Nadya
04/11/2024 16:19 WIB
Untuk mencari jawabannya, Anda harus menemukan standar ketenangan batin Anda dari segi finansial. Pada angka berapa Anda merasa dapat hidup tenang dan cukup?
Butuh Uang Berapa Agar Bisa Bahagia? Tentukan Dulu Standar Ketenangan Batin Anda. (Foto: Freepik)
Butuh Uang Berapa Agar Bisa Bahagia? Tentukan Dulu Standar Ketenangan Batin Anda. (Foto: Freepik)

IDXChannel—Butuh uang berapa banyak agar bisa bahagia? Standar kebahagiaan dan kemapanan tiap individu berbeda satu sama lain, sebab kebutuhan dan keinginan tiap orang pun berbeda-beda. 

Ada individu yang dapat merasa bahagia, aman secara finansial, dan tenang ketika memiliki dana darurat yang cukup untuk berjaga-jaga, ada juga yang merasa mapan cukup dengan mampu memenuhi kebutuhan bulanan.

Ada pula individu yang baru bisa bahagia dan merasa tenang ketika memiliki uang dalam jumlah besar agar merasa aman seutuhnya secara finansial. Namun ada pula individu yang sulit merasa bahagia, tak peduli sebanyak apa pun uang telah terkumpul di rekeningnya.

Rasa bahagia yang dialami tiap orang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik eksternal maupun internal. 

Kedua faktor ini saling terhubung. Contoh faktor eksternal misalnya: kebutuhan tetap yang harus dipenuhi tiap bulan, jumlah beban finansial yang harus ditanggung, kondisi ekonomi personal terkini, dan sebagainya. 

Sementara faktor internal berasal kondisi psikologis, yang lagi-lagi dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal. Sebagai contoh, orang yang sejak kecil mengalami kesulitan mungkin saja bisa berbahagia dengan jumlah uang secukupnya. 

Namun bisa juga orang yang kesulitan finansial ini memiliki trauma, sehingga ketika dewasa dia mengejar kemapanan mati-matian. Sehingga memiliki target kemapanan finansial yang sangat tinggi, agar tidak lagi merasakan hidup serba susah. 

Sementara orang yang sejak kecil hidup nyaman secara finansial, memiliki patokan nilai tertentu agar dapat hidup dengan tenang karena terbiasa nyaman. Sehingga sulit menurunkan standar kemapanan finansialnya untuk merasa cukup dan bahagia. 

Butuh Uang Berapa Agar Bisa Bahagia: Perbedaan Hasil Riset 

Mengutip Forbes (4/11), pemenang hadiah nobel ekonomi Daniel Kahneman dan Angus Deaton menggelar studi pada 2010 terhadap 450.000 penduduk Amerika untuk mengukur hubungan antara pendapatan dengan kesejahteraan emosional dan kepuasan hidup. 

Studi itu menyimpulkan bahwa kebahagiaan partisipan (penduduk Amerika) meningkat dengan pendapatan senilai USD75.000, atau Rp1,18 miliar jika dikonversi. Melampui nominal itu, peningkatan pendapatan tidak lagi memengaruhi kebahagiaan. 

Alasannya, keduanya mendapati bahwa bagi orang-orang dengan pendapatan rendah, memenuhi kebutuhan pokok adalah hal yang sulit, dan kesulitan finansial ini pada akhirnya memengaruhi kondisi emosi individu. 

Seperti diketahui, kondisi kekurangan uang yang parah dapat membuat seseorang stress, mudah sakit, mudah cemas, sulit menikmati waktu, dan sebagainya. Namun begitu seseorang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya, pendapatan pemasukan tak lagi membuat orang tersebut bahagia. 

Sebab kesulitan finansial tersebut telah teratasi begitu pendapatannya meningkat, apalagi jika kondisi finansialnya benar-benar mapan dan merdeka. Bagi orang-orang seperti ini, berhasil memenuhi kebutuhan adalah salah satu sumber kebahagiaan yang berharga. 

Maka begitu kesulitan finansial telah sirna, gaji bertambah tidak lagi membuat orang tersebut merasa senang, sebab kebahagiaannya telah terwujud. Namun demikian peningkatan pendapatan ini tetap dapat membuat seseorang puas dengan hidupnya. 

Sebab peningkatan gaji secara positif dikorelasikan dengan pencapaian dan kesuksesan karier, dan kedua hal tersebut dapat mendorong kepuasan hidup seseorang. 

Namun survei lain dilakukan oleh Profesor Matthew Killingsworth dari University of Pennsylvania terhadap 34.000 partisipan dan diluncurkan pada 2021, justru menunjukkan hasil yang berbeda dengan survei sebelumnya. 

Yakni, pendapatan yang lebih tinggi berkaitan erat dengan rasa bahagia yang lebih besar dan kepuasan hidup yang lebih tinggi. Kemudian pada 2023, Kahneman dan Killingsworth melakukan studi kolaboratif untuk memperbaiki pengukuran ini. 

Studi kolaboratif itu mendapati bahwa uang yang semakin banyak berkaitan dengan peningkatan kebahagiaan bagi sebagian besar orang. Artinya, mayoritas partisipan merasa bisa semakin bahagia ketika pendapatannya bertambah. 

Sementara sebagian kecil di antaranya merasa tidak lagi bahagia ketika pendapatan menyentuh USD100.000. Killingsworth berpendapat, “Jika Anda kaya raya namun menderita, uang yang semakin banyak tak akan banyak membantu (ketenangan atau rasa bahagia).” 

Lalu, berapa uang yang harus dimiliki orang Indonesia agar merasa bahagia? 

Butuh Uang Berapa Agar Bisa Bahagia: Perbedaan Standar Kemapanan Individual 

Para pekerja Indonesia kini mengenal istilah financial freedom, financial independent, atau kemerdekaan dan kebebasan finansial. Istilah ini menjadi patokan kebahagiaan dan ketenangan psikologis bagi sebagian orang. 

Namun tiap orang memiliki patokan ‘kemerdekaan’ yang berbeda-beda. Salah satu wacana dan target finansial yang kini marak dibahas adalah FIRE (financial independent, retire early/bebas finansial, pensiun dini). 

Salah satu figur yang telah mencapai FIRE adalah Samuel Ray dan Claudia, istrinya, keduanya adalah YouTuber yang membagikan tips dan pengalaman finansial mereka dalam mencapai target angka FIRE berdua pada 2022 silam. 

Keduanya berhasil mencapai FIRE karena gaya hidup frugal dan tabungan yang telah terhimpun. Dalam perbincangannya dengan Doddy Prayogo (Doddy Bicara Investasi), Samuel mengatakan jangka waktu untuk mencapai FIRE bergantung pada gaya hidup.

Dalam konsep FIRE, nilai uang yang dipatok untuk persiapan pensiun adalah 300 kali gaji bulanan atau 25 tahun pengeluaran. Jika Anda mengikuti gerakan FIRE, maka Anda perlu menghimpun dana hingga 300 kali gaji bulanan untuk bebas finansial. 

Nilainya tentu bisa mencapai ratusan juta, bahkan miliaran rupiah. Namun dengan aset ini Anda dapat menjalani hidup pasca pensiun, baik secara dini ataupun waktu normal, dengan tenang secara finansial dengan menarik 4 persen dari tabungan tiap tahun seumur hidup. 

Ini hanyalah contoh semata. Tentu saja setiap orang memiliki gambaran angka yang berbeda. Bagi orang-orang yang ingin terbebas dari kesulitan finansial di masa pensiun agar merasa tenang dan bahagia, target aset dalam gerakan FIRE terasa masuk akal. 

Seperti yang telah diulas pada bab sebelumnya, kesulitan yang berasal dari keterbatasan finansial dapat menghambat kebahagiaan seseorang. Uang memang bukan segalanya, namun individu memerlukan uang yang cukup untuk hidup secara layak. 

Hidup dengan pilihan yang serba terbatas karena ruang finansial yang sempit tidaklah mudah. Memiliki uang yang sangat banyak pun tak menjamin kebahagiaan yang konstan, seperti yang dikemukakan Killingsworth dalam studinya. 

Sebab ada pula orang dengan keterbatasan uang tetap dapat merasa tenang serta bahagia karena mampu mensyukuri keterbatasannya itu, dan menjalani hari-hari dengan gaya hidup yang sesuai dengan kemampuan finansialnya. 

Lalu butuh uang berapa agar bisa bahagia? Untuk mencari jawabannya, Anda harus menemukan standar ketenangan batin Anda dari segi finansial. Pada angka berapa Anda merasa dapat hidup tenang dan cukup? 

Apakah pemenuhan kebutuhan dasar sehari-hari cukup membuat bahagia, ataukah Anda memerlukan uang yang lebih banyak lagi agar apa pun keinginan Anda dapat terbeli seketika? 

Setiap orang memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda. Namun yang pasti, kecukupan finansial untuk hidup layak setidaknya dapat mengeliminasi rasa cemas dan stress yang ditimbulkan karena keterbatasan biaya hidup. 

Itulah penjelasan singkat tentang butuh uang berapa agar bisa bahagia. 


(Nadya Kurnia)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement