Secara bentuk, uang Huizi terbuat dari kertas seukuran A4. Tentu uang kertas ini jauh berbeda dengan uang saat ini yang berukuran lebih kecil. Uang kertas Huizi dilengkapi dengan gambar pastoral yang dicetak dari lempengan tembaga. Selain itu, dalam Huizi juga terdapat denominasi tulisan tangan dengan cap tinta merah sebagai pertanda keaslian. Agar tak ada yang memalsukan, Huizi juga disertai dengan tulisan peringatan pemalsuan di bawahnya.
Uang Huizi sempat menjadi alat tukar yang digunakan masyarakat China selama lebih dari 500 tahun. Meski demikian, China sempat mengalami krisis keuangan yang cukup parah hingga membuat nilai uang kertas jatuh dan terpuruk. Akhirnya, uang kertas Huizi pun tidak lagi digunakan secara total pada 1455.
Uang Kertas Kembali Digunakan di Eropa Abad ke-17
Setelah uang kertas Huizi tak lagi digunakan, masyarakat Eropa kembali menggunakan sistem uang kertas ini setelah abad ke-17 dan dimulai di Benua Eropa. Masyarakat Eropa mengenal uang kertas setelah Marco Polo mencapai China. Karena itulah, sistem uang kertas tersebut kemudian diadopsi oleh masyarakat Eropa.
Pabrik kertas pertama di Eropa baru didirikan sekitar tahun 1150 yakni di wilayah orang-orang Moor yang saat ini menjadi Spanyol. Sekitar 1661, Swedia lah yang menjadi negara Eropa pertama yang mengeluarkan uang kertas sebagai alat pembayaran yang sah. Bertahun-tahun kemudian, berbagai negara di Eropa menyusul dan melakukan hal yang sama.
Itulah ulasan mengenai negara pencipta uang kertas pertama di dunia yang berhasil dirangkum IDXChannel dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!