2. Transaksi Kecil Tapi Rutin
Beli kopi Rp20.000 setiap hari mungkin terasa ringan. Tapi jika dilakukan 25 kali sebulan, jumlahnya mencapai Rp500.000, angka yang cukup besar untuk sebuah pengeluaran konsumtif. Kebiasaan kecil namun konsisten ini bisa menyebabkan kebocoran yang besar dalam jangka panjang.
3. Terlalu Sering Pakai E-Wallet Tanpa Kontrol
E-wallet atau dompet digital memang memudahkan, tapi juga bisa menjebak. Karena tidak terasa seperti mengeluarkan uang secara fisik, pengguna cenderung lebih boros. Belanja online impulsif, top up game, atau langganan aplikasi bisa membuat saldo habis sebelum sadar.
4. Tidak Punya Catatan Keuangan
Tanpa catatan, sulit untuk melacak pengeluaran. Banyak orang menganggap mencatat pengeluaran itu merepotkan, padahal justru ini cara paling efektif untuk mencegah kebocoran.
5. Mengandalkan Ingatan untuk Anggaran
Jika Anda hanya “merasa” sudah mengatur pengeluaran tapi tak benar-benar punya rencana tertulis, maka Anda sangat rentan terhadap kebocoran harian. Ingatan manusia sering bias, dan hal ini membuat pengeluaran jadi tak terkendali.
6. Gaji Selalu Habis Sebelum Tanggal Gajian
Ciri-ciri Anda belum sadar terjadi kebocoran keuangan harian berikutnya yakni ketika merasa gaji selalu habis sebelum tanggal gajian. Hal ini merupakan tanda yang tidak boleh diabaikan. Jika pengeluaran Anda tidak sebanding dengan pemasukan dan tidak ada dana tersisa atau tabungan, bisa jadi sebagian besar uangmu bocor untuk hal yang tidak terlalu penting.