IDXChannel – Kembang api kerap menjadi penanda pergantian tahun di seluruh dunia. Tapi, tahukah Anda bagaimana sejarah kembang api jadi penanda perayaan tahun baru?
Sebentar lagi momen pergantian tahun akan dirayakan oleh seluruh penduduk dunia. Kembang api selalu menjadi simbol puncak kemeriahan perayaan tahun baru ini. Saat detik-detik peralihan tahun, gegap gempita dan semarak kembang api akan mewarnai langit. Hampir sebagian besar penduduk dunia menggunakan kembang api sebagai penanda peralihan tahun ini.
Lalu, bagaimana sejarah kembang api? Mengapa kembang api menjadi penanda perayaan pergantian tahun di seluruh dunia? Simak penjelasannya sebagai berikut.
Sejarah Kembang Api
Kembang api merupakan salah satu benda yang selalu ada dalam perayaan tahun baru. Sebelum banyak digunakan seperti sekarang, kembang api memiliki sejarah yang cukup panjang.
Dilansir dari Live Science (31/12/2022), sebagian besar sejarawan mengungkapkan bahwa kembang api pertama kali ditemukan di China. Meski demikian, ada beberapa pakar yang juga berpendapat bahwa asal mula kemunculan kembang api ini dari Timur Tengah atau India.
Menurut American Pyrotechnics Safety and Education Foundation, kembang api ini ditemukan sekitar tahun 800 M di mana seorang ilmuwan China mencampur sendawa, belerang, dan arang lalu menciptakan bubuk mesiu mentah.
Hal ini sebenarnya bukan tujuan utama para ilmuwan tersebut. Pasalnya, para ilmuwan ini sebenarnya tengah mencari resep untuk hidup abadi.
Meski tujuan awal mereka tidak tercapai, namun penemuan ini tetap memberi manfaat besar. Orang-orang China lantas percaya bahwa ledakan dari bubuk mesiu ini dapat menjauhkan mereka dari roh jahat.
Setelah itu, pembuatan kembang api pun terus mengalami perkembangan. Pada awalnya, kembang api dibuat dengan mengemas bubuk mesiu baru ke dalam rebung dan melemparkannya ke dalam api sehingga menciptakan ledakan keras.
Seiring berjalannya waktu, mereka pun menemukan formula yang lebih baik yakni dengan menambahkan sekering yang terbuat dari kertas tisu untuk menyalakan kembang api ini agar tidak perlu lagi membuang tabung ke dalam api untuk menghasilkan ledakan.
Hingga pada abad ke-10, orang China mulai mengetahui bahwa bubuk mesiu ini rupanya dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan bom. Jadi, mereka pun menempelkan petasan ke panah yang mereka tembakkan ke musuh.
Selama 200 tahun berikutnya, kembang api masih digunakan sebagai roket yang ditembakkan ke musuh meski sudah tanpa bantuan anak panah. Teknologi ini pun masih digunakan sampai sekarang dalam pertunjukan kembang api.
Pada tahun 1295, Marco Polo berhasil membawa kembang api ini ke kawasan Eropa dan Asia. Hingga pada kisaran abad ke-13, bubuk mesiu dan resep pembuatannya tersebar di wilayah Eropa dan Arab melalui jalur diplomasi, penjelajah, dan misionaris Fransiskan.
Dari sanalah, dunia Barat lantas mengembangkan senjata dari bubuk mesiu ini. Senjata itulah yang kini kita kenal dengan meriam dan senapan. Meski demikian, orang-orang Barat masih tetap mempertahankan ide asli kembang api dari China dan menggunakannya dalam setiap perayaan.